perempuan itu cantik sekali
apalagi dengan seutas pita yang mengikat rambutnya seperti ekor kuda
baju kumalnya tak mampu menyembunyikan keelokannya
kulit hitamnya tak kuasa melenyapkan manis senyumnya
perempuan itu cantik sekali
apalagi dengan bando yang melinkari kepalanya
riuh hujan hujat tak mampu menenggelamkan merdu suaranya
perempuan cantik itu sekali menangis
di bawah tiang bendera di sekolah yang telah usai
teringat ia pada ayahnya supaya tak jemu mencari ilmu
karena kelak derajatnya akan naik dan tak lagi terjerembap
dan perempuan itu menangis sendiri
seperti ingin menyampaikan pesan dendam mengata-ngatai ayahnya kalau nasehat itu omong kosong belaka
pasalnya justru orang yang berilmu itu yang telah mengkumalkan bajunya dan menghitamkan kulitnya
perempuan cantik itu masih sendiri di bawah tiang bendera
mencuri-curi pandang mengawasi sekitarnya
kain merah putih di atas sana: sangat merah dan sangat putih
tidak seperti kain yang melekat di tubuhnya, kumal tak jelas apa warnanya
dan perlahan ia melepas pengikat bendera itu
diturunkan
lalu diselimutkan pada tubuh mungilnya
keesokan hari
para siswa berjajar di depan kelas, menyiapkan badan, meluruskan tangan
kepala sekolah keliling mengitari halaman
dan perempuan cantik itu mengintip dari luar pagar
hatinya miris karena tak seorangpun dari yang berilmu ilmu itu merasa kehilangan
Bandarlampung, 14 May 2012
eheem,..ehem :)
Lah, ehem ehem piye tho...
Post a Comment