Mas Pa-eng

Aku Lali Nek Durung Mati. || Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Mung kadang-kadang ngedumel sithik.

Gambar Pekan Ini

Gambar Pekan Ini
Gambar berdasarkan mood yang muncul.

Subscribe and Follow

Instagram

recent posts

Ads

Contact Form

Flickr Images

Pendapatmu tentang blog ini?

Top Style

[4] [Tali Rasa] [one] [Tali Rasa]

Popular Posts

Top Slide

[5] [true] [slider-top-big] [Slider Top]

Dompleng

| No comment
Dompleng itu kegiatan orang-orang cilik. Mengasyikkan. Kalau kamu ingin pulang kampung dan tidak punya ongkos untuk beli tiket, kamu bisa dompleng truk atau pick up dari satu kota ke kota berikutnya, lalu sedikit jalan kaki menuju pelataran rumah. Dalam hal ini Bonek dan anak-anak punk sangat berpengalaman.

Dompleng bisa menjadi hubungan yang sangat saling menguntungkan. Kalau kamu dompleng di truk orang yang kebetulan bermuatan barang, kamu bisa sekalian nyeset rejeki dikit-dikit. Kamu naik-turunin barang lalu dapat upah, sedangkan sopir truk bisa mencekik upah yang semestinya dengan berbagai alasan, dan dengan senang hati kamu menerimanya. Semua karena dompleng.

Sayangnya, tidak semua orang punya nasib baik. Nasib baik di sisimu, tapi celaka bagi orang yang kamu domplengi. Seperti cerita teman saya. Dia yang sudah jadi bos kecil-kecilan harus mengusir salah satu anak buahnya dari bilik kecil di tempat usahanya. Dulu bilik itu gudang kertas, baik kertas baru atau kertas bekas. Hingga suatu hari datang temannya, meminta tolong supaya temannya yang dari Surabaya diperbolehkan kerja di tempatnya. Singkatnya ia diterima.


Ceritanya tidak berhenti sampai di sini. Ada lanjutannya. Karena orang ini jauh-jauh datang dari Surabaya, ia minta supaya untuk sementara waktu ia diperbolehkan menempati gudang sampai nanti mendapatkan kos-kosan.

Tangan yang sudah diulurkan tidak mungkin ditarik kembali. Maka, lelaki beruntung ini pun diperbolehkan dompleng di bilik yang sedianya adalah gudang kertas.

“Tapi rapihkan sendiri. dan INGAT! Untuk sementara.” Pesannya.

Entahlah, apakah kalimat ‘INGAT! Untuk sementara’ itu disampaikan atau tidak yang jelas setelah setengah tahun dia bukan lagi tampak seperti orang dompleng tinggal, tapi sudah seperti rumah sendiri. Istilah londo: Make your self at home.


Tahu diri
Bukan hanya tahu terhadap diri sendiri, tetapi juga tahu terhadap betapa gusar dan jengahnya perasaan orang yang didomplengi. Dompleng tempat orang lain itu berarti siap untuk tidak seperti di rumah sendiri, meskipun di depan rumahnya terdapat tulisan ‘Tamu Adalah Raja’ atau di kamar tamu ada ukiran kaligrafi yang mempersilahkanmu mengganggapnya seperti di rumahmu sendiri. Ketahuilah, semuanya itu tidaklah benar.

Melihat seringnya orang-orang yang bersikap seperti ini, bahwa tulisan yang sebenarnya hanya hiasan itu dianggap serius, bahwa karena kepepet orang-orang yang suka dompleng ini akhirnya kehilangan rasa tahu dirinya, maka saran saya tidak usah lagi memasang tulisan-tulisan seperti itu.
Saya tidak mengajarkanmu melipat tangan dan sedikit pelit membantu orang. Karena kamu lah yang tahu kadar kekuatanmu menolong orang maka kamu tahu tulisan apa yang semestinya di pajang di rumahmu.