Dompleng itu kegiatan orang-orang
cilik. Mengasyikkan. Kalau kamu ingin pulang kampung dan tidak punya ongkos
untuk beli tiket, kamu bisa dompleng truk atau pick up dari satu kota ke
kota berikutnya, lalu sedikit jalan kaki menuju pelataran rumah. Dalam hal ini
Bonek dan anak-anak punk sangat berpengalaman.
Dompleng bisa menjadi hubungan
yang sangat saling menguntungkan. Kalau kamu dompleng di truk orang yang
kebetulan bermuatan barang, kamu bisa sekalian nyeset rejeki dikit-dikit.
Kamu naik-turunin barang lalu dapat upah, sedangkan sopir truk bisa
mencekik upah yang semestinya dengan berbagai alasan, dan dengan senang hati kamu
menerimanya. Semua karena dompleng.
Sayangnya, tidak semua orang
punya nasib baik. Nasib baik di sisimu, tapi celaka bagi orang yang kamu
domplengi. Seperti cerita teman saya. Dia yang sudah jadi bos kecil-kecilan
harus mengusir salah satu anak buahnya dari bilik kecil di tempat usahanya. Dulu
bilik itu gudang kertas, baik kertas baru atau kertas bekas. Hingga suatu hari
datang temannya, meminta tolong supaya temannya yang dari Surabaya
diperbolehkan kerja di tempatnya. Singkatnya ia diterima.
Ceritanya tidak berhenti sampai
di sini. Ada lanjutannya. Karena orang ini jauh-jauh datang dari Surabaya, ia
minta supaya untuk sementara waktu ia diperbolehkan menempati gudang sampai
nanti mendapatkan kos-kosan.
Tangan yang sudah diulurkan tidak
mungkin ditarik kembali. Maka, lelaki beruntung ini pun diperbolehkan dompleng
di bilik yang sedianya adalah gudang kertas.
“Tapi rapihkan sendiri. dan
INGAT! Untuk sementara.” Pesannya.
Entahlah, apakah kalimat ‘INGAT!
Untuk sementara’ itu disampaikan atau tidak yang jelas setelah setengah
tahun dia bukan lagi tampak seperti orang dompleng tinggal, tapi sudah seperti
rumah sendiri. Istilah londo: Make your self at home.
Tahu diri
Bukan hanya tahu terhadap diri
sendiri, tetapi juga tahu terhadap betapa gusar dan jengahnya perasaan orang
yang didomplengi. Dompleng tempat orang lain itu berarti siap untuk tidak
seperti di rumah sendiri, meskipun di depan rumahnya terdapat tulisan ‘Tamu
Adalah Raja’ atau di kamar tamu ada ukiran kaligrafi yang mempersilahkanmu
mengganggapnya seperti di rumahmu sendiri. Ketahuilah, semuanya itu tidaklah benar.
Melihat seringnya orang-orang
yang bersikap seperti ini, bahwa tulisan yang sebenarnya hanya hiasan itu
dianggap serius, bahwa karena kepepet orang-orang yang suka dompleng ini
akhirnya kehilangan rasa tahu dirinya, maka saran saya tidak usah lagi memasang
tulisan-tulisan seperti itu.
Saya tidak mengajarkanmu
melipat tangan dan sedikit pelit membantu orang. Karena kamu lah yang tahu
kadar kekuatanmu menolong orang maka kamu tahu tulisan apa yang semestinya di
pajang di rumahmu.
Post a Comment