Mas Pa-eng

Aku Lali Nek Durung Mati. || Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Mung kadang-kadang ngedumel sithik.

Gambar Pekan Ini

Gambar Pekan Ini
Gambar berdasarkan mood yang muncul.

Subscribe and Follow

Instagram

recent posts

Ads

Contact Form

Flickr Images

Pendapatmu tentang blog ini?

Top Style

[4] [Tali Rasa] [one] [Tali Rasa]

Popular Posts

Top Slide

[5] [true] [slider-top-big] [Slider Top]

Menangkap Hikmah, Menebar Amal

| 1 Comment
Sebuah Pondasi
Dari kegelapan—dalam bentuk kebodohan—seseorang mendapatkan cahaya dalam bentuk ilmu pengetahuan. Mata yang awalnya buta tak mampu menangkap situasi sekitar, sedikit demi sedikit mampu berorientasi. Namun, cahaya ilmu pengetahuan pun mampu membutakan.

Seperti sebuah ruang yang awalnya tak memiliki lampu pijar. Sesekali ruang itu dipasang lampu 5 watt, maka mulai terlihat benda-benda yang ada di sekitar. Lalu diganti dengan 25 watt, maka semakin jelas sifat dan bentuk benda-benda tersebut. Akan tetapi jika ruang yang sama dipasangi lampu yang lebih terang lagi, maka bukan terang yang didapat justru silau diterima mata.

Manusia tanpa pengetahuan seperti hidup di dalam ruang tanpa lampu penerang itu. Ia akan jalan sempoyongan tanpa tahu arah. Ketika ia mulai mengenal ilmu pengetahuan, maka ia pun mulai menemui terang di dalam ruang kehidupannya. Akan tetapi tidak sedikit karena pengetahuan yang dimiliki justru ia dibutakan oleh pengetahuannya sendiri. Kebutaan itu menjelma dalam berbagai bentuk: membodohi orang lain, menggunakan pengetahuannya untuk kepentingan sendiri, dan sebagainya.

Untuk itu—seperti sebuah ruang yang dipenuhi cahaya—supaya cahaya lampu merata maka dinding ruang itu harus dijebol, diperluas. Begitu pula ilmu pengetahuan, supaya ia tidak membutakan mata empunya maka harus ada ruang gerak yang diperluas, yaitu dalam bentuk amal perbuatan.

Dari implementasi pengetahuan dalam kehidupan keseharian, orang akan menggali pengetahuan di balik pengetahuan. Sehingga tumbuh kesadaran baru dalam bentuk kesadaran hikmah, kesadaran spiritual.

Menggali Hikmah
Seperti pengrajin meja kursi, awal mulanya ia hanya mengetahui cara membuat kursi sederhana berbentuk kubus. Berulang kali membuat bentuk meja dan kursi yang sama, ia pun mengetahui seluk beluk kursi itu: kelemahannya, ketahanannya, dan lain sebagainya. Hingga suatu hari ia membuat kursi dalam bentuk yang baru dan lebih sempurna. Lalu ia gali kembali pengetahuannya tentang cara membuat meja kursi hingga ia menguasai pengetahuan yang lebih sempurna lagi. Dan pada akhirnya ia tidak lagi membuat meja kursi untuk mencapai kesempurnaan bentuk, akan tetapi lebih didorong oleh nilai-nilai spiritualnya dalam pembuatan kursi itu.

Seorang pelajar, pertama-tama ia mempelajari teori tentang perubahan warna dari pencampuran warna dasar kuning dan merah untuk membuat warna jingga. Kemudian mempraktikkan dalam pengalaman empiris memadukan dua warna tersebut. Sekali percobaan mendapatkan pengalaman yang akurat sesuai dengan teori, sesekali mendapatkan fakta yang berbeda karena proporsi warna yang berbeda sehingga ia mendapatkan pengetahuan baru. Pada hari-hari berikutnya ia melakukan uji coba-uji coba lainnya sehingga ia bisa memahami dan menemukan pengetahuan di balik pengetahuan yang belum pernah terwartakan dalam teori.

Seorang ahli ibadah, ia mempelajari tata cara shalat kemudian praktik melaksanakan shalat. Dalam rutinitas ritual shalat itu akhirnya ia menemukan pengalaman-pengalaman baru seperti ketenangan hati. Dan dalam pengalaman-pengalaman shalat berikut, ia menemukan pengalaman-pengalaman (nilai-nilai) baru dalam shalat itu.

Hikmah dari sebuah aktifitas akan diraih apabila ia dilaksanakan secara kontinyu yang didasarkan pondasi awal yang kokoh. Hikmah-hikmah itu akan diraih apabila ia tidak berhenti pada tataran teori, hukum-hukum, aturan-aturan, tetapi ketika ia sudah berangkat pada pengalaman implementasi pada ruang gerak, mengimplementasikan dalam kehidupan. Memang, ada beberapa orang yang mendapatkan kekhususan mampu menangkap hikmah lebih awal. Tapi mari berkhusnu dhon, karena kita adalah mahluk-Nya yang hina, hikmah itu harus dicari melalui pengalman-pengalaman.*
Unknown said...

haha. ..jadi rindu mencipta hipotesis, percobaan di ruang lab